Rabu, 17 Juni 2009

Songa Rafting


Bagi yang suka tantangan, menikmati petualangan arung jeram satu kali rasanya belum cukup. Itu lah mengapa saat temen-temen minta ditemani rafting di Songa, tanpa pikir panjang aku menyanggupi, yuk mari! Padahal belum setahun aku menikmati rafting di sana.
Minggu, 14 Juni, berlima kami berangkat, naik motor. Tapi sebelumnya kita sudah booking dulu, untuk memastikan kita masih dapat kesempatan. Kalo kita tidak konfirmasi dan booking terlebih dulu, takutnya pada hari itu sudah penuh oleh rombongan. Nggak lucu dong, sudah jauh-jauh ke sana, tapi kita tidak bisa rafting gara-gara sudah penuh. Pada saat booking, kita juga harus membayar biayanya sekaligus. Kalau kita sudah kenal sama marketingnya, mungkin kita bisa membayar pada waktu kedatangan kita di sana. Syukurlah aku punya kenalan, jadi tanpa bayar dulu, kita sudah dapat tempat. Udah gitu, dapat harga murah pula. Oh ya, harga dihitung per orang sebesar Rp 240.000,-. Sementara, karena aku sudah kenal sama marketingnya, jadi bayarnya lebih kecil dari harga itu.
Pemesanan juga nggak semua diterima. Dilihat dulu jumlah pesertanya. Dalam satu kelompok, untuk satu kapal/perahu minimal harus ada 4 orang, dan maksimal 5 orang, karena kapasitas perahu adalah untuk 6 orang (itu sudah termasuk 1 orang pemandu).
Songa rafting, berada di daerah Tiris, salah satu kecamatan di Kabupaten Probolinggo. Songa rafting terbagi menjadi dua, yaitu Songat atas dan Songa bawah. Songa atas lintasannya lebih panjang, dan jeramnya lebih banyak, sementara Songa bawah lintasannya lebih pendek, dan jeramnya lebih sedikit.
Untuk menuju tempat start rafting, dari base camp Songa, kita dintar kendaraan sejenis pick up dengan bak terbuka, dengan menempuh perjalanan sekitar 15-20 menit, setelah itu kita harus jalan kaki sekitar 1 km. Memang agak capek, tapi semuanya akan terbayar pada saat kita sampai dan mulai mengarungi sungai Pekalen.
Sebelum rafting dimulai, pemandu memberikan trik-trik singkat untuk melakukan rafting yang aman dan benar, termasuk cara menggunakan dayung.
Selama rafting, selain kita mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan, kita juga disuguhi pemandangan yang indah. Ada beberapa air terjun yang indah. Lintasan rafting Songa atas adalah sejauh 12 km, kita tempuh sekitar 3 jam. Di tengah perjalanan, sebelum separuh perjalanan, kita diberi kesempatan break untuk sekedar ambil foto. Tempatnya sengaja dipilihkan yang indah untuk kita dapat mengabadikan tempat itu.
Kesempatan berfoto cuma sekitar 30 menit, setelah itu kita melanjutkan lagi perjalanan. Pada separuh perjalanan, kita berhenti lagi untuk beristirahat di tempat yang telah disiapkan. Di situ kita disuguhi minuman dan gorengan hangat. Hmm nyaman banget! Setelah itu perjalanan dilanjutkan lagi sampai pada titik finish dan kembali lagi ke base camp.
Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, kita disuguhi makanan khas pedesaan yang lezat. Makan jadi lahap karena energi kita sudah terkuras habis. Rasa capek baru terasa di situ. Tapi nggak kapok kok kalu harus mengulangi lagi lain waktu.

Bandung Surga Distro


Ke Bandung lagi. Asyik! Tapi bukan karena musim liburan lho. Ini murni urusan kerja. Kali ini tujuannya ke Balai Besar Tekstil, anu di Jalan Ahmad Yani tea. Tapi tetap aja disempetin jalan-jalan di sana. Ya iya lah, rugi dong, sudah sampai di Bandung teu kuriling! Perjalanan jauh dan jarang-jarang kan dapat kesempatan ke Bandung.
Kali ini cuma sorangan wae, jadi kuputuskan naik kereta api, lebih nyaman! Waduh sudah berapa lama ya nggak naik kereta api? Terakhir mungkin tahun 2004, waktu lulus kuliah. Berangkat dari Stasiun Gubeng Surabaya, Rabu 10 Juni, jam 6 sore (biar selama perjalanan bisa tidur, soalnya kalo berangkat pagi susah buat tidurnya). Naik kereta api, tut tut tut...dan sampai di Bandung jam 7 pagi.
Urusan di Balai Besar Tekstil cuma setengah hari. Mau pulang langsung sorenya, kok rasanya capek banget, jadi kuputuskan nginap saja semalam. Dan waktu kosong tersebut ku buat jalan-jalan saja.
Kali ini ku niatkan ubek-ubek distro saja. Soalnya mau ke Pasar Baru pastinya sudah tutup karena memang sudah sore. Mau ke FO juga sudah bosen, karena disamping barang-baranng yang dijual sudah kurang menarik lagi menurutku, ukurannya juga kebanyakan terlalu big size buat aku. Bandung adalah pionir munculnya distro-distro, dan jumlahnya juga lumayan banyak dibanding dengan yang ada di kota-kota lain. Tapi meski demikian, selama ini aku belum pernah belanja atau sekedar liat-liat di distro-distro Bandung.
Karena waktu yang sempit, kuputuskan untuk ke daerah Sultan Agung-Trunojoyo saja. Karena disamping nggak terlalu jauh dari tempat nginap, di situ juga merupakan pusat distro. Ada belasan distro keren di sepanjang jalan di sana. Hampir semua distro yang ada di situ kumasuki. Kebanyakan pengunjungnya adalah anak muda, anak sekolahan dan kuliahan! Tapi ada beberapa juga orang dewasa muda. Kuacungin jempol buat anak-anak Bandung. Koleksi yang mereka tawarkan di setiap distro keren-keren, kreatif! Hampir setiap item dibuat dengan desain dan jumlah yang terbatas, jadi para pembeli tidak merasa membeli barang pasaran dan cenderung pengen balik lagi karena penasaran dengan koleksi-koleksi baru yang selalu update.
Puas keliling, aku putuskan membeli beberapa barang yang aku rasa cocok. Harganya relatif murah, dibanding dengan yang ditawarkan di mal-mal ataupun di FO.